KILAS PANDANG KEKASIH
Kasihku, hidupku bermula
Dan berakbir di pintumu
Coba saja ku habiskan disana
Tak lagi ku butuh sesuatu apa
Di kedi, masjid, dan biara
Dan lantai kuil berhala
Aku merunduk dalam asa
Akan kau berkahiku dan kau puja
Tak akan madrasah berikan penawar
Untuk susahku, tak pula sang wali
Wahai, keluarkanku dari galau ini
Dengan kilasmu sebelum hilang sadarku
Wahai, penuh cinta diri sang Sufi itu
Sejauh – jauh yang aku tahu
Wahai, beri aku penglihatanmu
Biar hening hatiku selalu
Telah ku campakan cinta diriku
Hingga sungguh kini kuada
Wahai, arahkan pandang agungmu
Padaku sari pati yang hina
Mereka panggilku ahli gairah
Mereka sebutku pecinta saja
Wahai hati yang terbelah kegembiraan
Jangan pernah kenakan bijab ini
Hidup bak biksu telah ku pilih
Demi kekasih dibalik cadar
Biar oleh pandang cintanya
Jadi gelagak samudra tetes ini
Dikutip dari Buku : Wasiat Sufi Ayatullah Khomeini
SAMUDRA FANA
Betapa kudamba hari itu
Saat jalanmu jadi rumahku
Nuju gembira ini, ‘nuju sedih ini
Gairah hatiku berkelana
Kalau saja ditanganku ada
Sekadar bubul dari gembok – gembokmu
Yang bisa jadi kunci
Tuk segala titik galauku
Malam kemarin tanpamu
Hanyalah keruh hatiku
Di rumah itu pikiran tentangmu
Cahaya yang menembus hanya itu
Semua sobat dikumpulan itu
Mabuk, tak sadar diri itu waktu
Dan sang bijak sepertiku
Bernasib sial dikerumunan itu
Ia hanya membongkar penjara – penjara
Adalah penindas tak tahu pap
Tentang diri tentang semesta
Putih bersih buku catatannya
Bagi para pecinta, semua ilmu
Tak lain hijab saja
Ia hanya menembus hijab belaka
Di atas kebenaran akan berjaya
Lihat para pecinta karena cintanya
Berenang – renang di samudra fana
Dan yang tinggal di gelap pantai
Memandang kosong dan terpedaya
Tlah ku temu dunia ruhani
Kala ku cinta yang manis itu
Yang ku baca dan ku dengar dulu
Hanya palsu tipu melulu
Dikutip dari Buku : Wasiat Sufi Ayatullah Khomeini